“Tauhid bagaikan benih sebatang pohon. “Tahun itu bagaikan sebatang pohon, buah-buahnya adalah dahan, hari-harinya adalah ranting, jam-jamnya adalah daun, dan nafas (detak jantung) adalah buahnya.
Barangsiapa yang waktu-waktunya diisi dengan ketaatan maka buah pohon yang ia miliki akan bagus. Akan tetapi barangsiapa yang waktu-waktunya dihabiskan dalam kemaksiatan, maka pohonnya akan berbuah pahit.
Hanya saja pohon mana yang berbuah manis ataupun pahit dapat diketahui pada musim panen ketika semua buah dipetik, yaitu pada hari yang dijanjikan (kiamat). Dari Ibnul Qayyim rahimahullah dalam kitab Badaa’iul Fawaa’id dalam tema “Syajaratul Ikhlasash” (pohon keikhlasan).
Ikhlas dan tauhid bagaikan sebatang pohon didalam hati manusia, dahannya adalah perbuatan, sedang buahnya adalah kehidupan yang bahagia didunia dan kenikmatan yang abadi di akhirat.
Sebagaimana pohon yang ada dalam syurga yang terus berbuah, tak pernah berhenti, juga tidak terlarang untuk diambil, buah dari pohon tauhid dan ikhlas di dunia ini demikian pula; tidak pernah terputus buahnya Dan tidak pernah terlarang untuk dicicipi.
Beliau melanjutkan : “Syirik, dusta dan riya’ adalah juga pohon di dalam hati manusia, Buahnya didunia ini adalah rasa takut, kegelisahan, kesempitan hati, dan gelapnya hati.
Sedangkan buahnya di akhirat adalah zaqqum (makanan ahli neraka) dan azab yang kekal. (Dikutip dari Kitab Sittu Duror – Landasan Membangun Jalan Selamat)
0 Response to "Pohon Keikhlasan"
Post a Comment