Aneka Khasiat Cabai Rawit

Cabai rawit memang pedas. Namun, pendamping tempe goreng ini memiliki banyak khasiat pengobatan. Bukan cuma rematik, radang beku atau frostbite yang sering terjadi di daerah ketinggian atau bersalju itu pun bisa diatasi.
Cabai rawit kadang ditanam orang di pekarangan sebagai tanaman sayur atau tumbuh liar di tegalan dan tanah kosong yang telantar. Tanaman budidaya ini berasal dari daerah Amerika tropis, lebih suka tumbuh di daerah kering, serta ditemukan pada ketinggian 0,5-1.250 m di atas permukaan laut.

Buahnya digunakan orang sebagai sayuran, bumbu masak, acar, dan asinan. Daun mudanya biasa dikukus untuk dijadikan lalap.

Related Posts:

Cabai Rawit Anti Serangan Jantung

Kecil tidak selalu berarti biasa-biasa saja. Reputasi cabai rawit membuktikan ungkapan itu. Selain unggul rasa pedasnya, cabai rawit juga mengandung banyak manfaat sebagai obat.

Cabai rawit (Capsicum frutescen) ditemukan oleh suku Indian, Amerika Selatan, sebelum abad ke-16. Setelah itu bangsa Portugis dan Spanyol gencar memperdagangkan komoditi ini ke seantero dunia.

Perkembangan pengobatan dengan menggunakan cabai berukuran kecil ini sebenarnya sudah lama terjadi. Penelitian modern tentang penggunaan cabai rawit sebagai obat dilakukan pertama kali oleh seorang ahli botani bernama John Gerard, penulis buku History of Herbal, pada tahun 1597.

Related Posts:

Sengatan Cabai Yang Menyehatkan

Rasa pedas menyengat di lidah ketika menyantap cabai sering membuat orang kapok meski lebih banyak yang justru ketagihan. Tak heran jika ada istilah kapok lombok, yang artinya meski kapok, tapi masih mencari lagi.

Belakangan diketahui rasa panas dan pedas dari cabai tersebut memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Capcaisin, kandungan kimia di balik rasa pedas cabai, dalam beberapa tahun terakhir ini menarik perhatian para ilmuwan untuk diteliti secara khusus.

Related Posts:

Di Eropa, Kristen Tidak Laku Dijual

Penyebab utama para misionaris tidak menawarkan ajaran agama mereka kepada bangsa mereka sendiri, karena ajaran itu sudah pernah dicobakan. Dan hasilnya nihil alias nol besar.

Alih-alih menjadi solusi, ajaran Kristen di Eropa malah meninggalkan jejak hitam. Penindasan raja dan gereja kepada ilmuwan dan rakyat, masih kuat melekat di alam bawah sadar masyarakat di sana.

Kelam sekali memang, Anda bisa bayangkan bagaimana gereja diberi kekuasaan oleh raja untuk menghukum mati para ilmuwan. Bukankah Galileo Galilei, Copernicus dan banyak ilmuwan lainnya harus dihukum mati, karena dianggap bertentangan dengan doktrin gereja?

Related Posts:

Mengaplikasikan Syukur

 "Hidup kian bermakna saat kita pandai mensyukuri semua yang diberikan Alah pada kita, umat manusia".       


Nikmat dunia adalah ujian. Segala hal yang Allah berikan di dunia ini merupakan sarana untuk menguji siapa yang paling baik perbuatannya di antara kita.

Ilmu yang Allah di berikan pada kita, wajib diamalkan dan disebarluaskkan pada masyarakat banyak. Agar kelak ilmu yang kita miliki membuahkan hasil dan mewujud pada perubahan dan perbaikan peradaban yang hari ini kian massif dan tidak beradab. Banyak orang pintar tetapi tidak memberi kontribusi apa-apa kepada komunitasnya. Yang ada hanyalah kerusakan yang ditimbulkan akibat ilmu dan kemampuan yang dimilikinya. Kufur terhadap ilmu yang Allah berikan adalah tidak mengamalkannya di jalan Allah. Atau berbuat kerusakan bersandar pada ilmu yang dimilikinya. Naudzubillah!

Related Posts:

Wujud Manisnya Iman

Tubuh kita merupakan nikmat Allah yang tiada tara. Alam raya dan segala hal yang ada di dalamnya, adalah tanda-tanda kekuasaan dan fasilitas Allah guna memanjakan mahluk-Nya yang bernama manusia.

Pernah kita merasakan betapa nikmatnya sehat itu. Saat terbaring lemas di rumah sakit, saat makanan-makanan lezat dihidangkan, handai taulan yang datang membesuk, apa yang kita rasakan? Tubuh tak kuasa bergerak, lidah tidak dapat merasakan lezatnya hidangan yang tersedia, dan sapaan hangat handai taulan pun berlalu sedemikian dinginnya.  

Merasa rendahkah kita, ketika hanya mampu makan sehari sekali, sedangkan banyak saudara kita yang tidak mampu makan, walau sehari sekali. Fenomena penyakit busung lapar yang sempat diekspos media massa beberapa waktu lalu (dan boleh jadi saat ini masih banyak namun tidak terekspos lantaran banyaknya peristiwa baru yang saling susul menyusul) menghentak kita untuk lebih memacu diri dalam mensyukuri nikmat Allah. Bagaimana kalau hal itu terjadi pada diri kita dan keluarga?  Apa yang bisa kita lakukan.

Hinakah kita ketika fasilitas hidup yang kita terima  tidak sama lebih rendah dibanding dengan tetanggga atau saudara kita yang lain. Penghasilan tidak sebanyak kolega kita. 

Karir tidak melejit secepat teman-teman seangkatan dengan kita dn bahkan di bawah kita? Demikian dengan suasana kerja tidak senyaman yang kita harapkan. Dapatkah kita mensyukuri semua itu sebagai nikmat?

Mengapa kita selalu menjadi orang yang bersyukur, padahal di saat yang sama, banyak orang yang kehilangan pekerjaan, kesulitan bertahan hidup, dan bekerja dalam penuh ketidakpastian masa depan dan jaminan penghasilan yang memadai. Kita masih bisa bertahan seperti apa yang kita alami kini. Kita masih dikaruniai nikmat sehat dan taat(ibadah).

Islam menganjurkan untuk selalu melihat siapa yang ada di bawah. Jangan dibiasakan mengukur tingkat kesejahteraan dan kemakmuran hidup dengan siapa yang ada di atas kita. Inilah yang dapat mendekatkan diri pada sikap dan perilaku kufur.

***


Related Posts:

Banyak Bersyukur, Tanda Nikmatnya Keimanan

"Apakah kita merasa hina ketika fasilitas hidup yang kita terima  tak sama dengan tetanggga atau saudara kita yang lain?

Manusia (al-insan) merupakan mahluk Allah yang paling sempurna, dan paling banyak menerima karunia-Nya, dibanding dengan yang lainnya. Namun, seringkali manusia lupa mensyukuri semua karunia itu. Padahal, karunia Ilahi yang datang silih berganti tanpa pernah kita syukuri hanya akan menambah kemurkaan Allah semata.

Banyak nikmat Allah telah kita sia-siakan. Dari yang terkecil hingga besar. Bayangkan, seandainya udara yang kita hirup dihargai dengan uang. Berapa banyak uang yang kita keluarkan hanya untuk membeli udara. 

Related Posts:

Keyakinan Dan Kesabaran


Keyakinan, adalah kesederhanaan. Sebuah kesederhanaan yang lahir dari kuatnya jiwa dan karakter seseorang. Keyakinan juga yang membuat Rasulullah, tak pernah berhenti berdo’a untuk penduduk thaif meski lemparan batu, hinaan hingga penolakan terhadap beliau bersama risalahnya.



Keyakinan juga yang menumbuhkan kecintaan yang membara seorang Khalid bin Walid dengan dinginnya malam ketika perang dibanding bermesraan bersama seorang gadis cantik. Keyakinan pula yang membuat Ali bin abi Thalib dengan berani menggantikan Rasulullah ketika beliau hendak dibunuh oleh kaum Quraisy. Keyakinan itu tumbuh... kuat mengakar... Lahir dari keluhuran budi, kokohnya karakter, dan bersumber dari dentuman cinta mengabadi yang tak pernah padam untuk Allah dan jihad di jalan-Nya.

Related Posts:

Jalan Hidayah Catherina Heseltina

 “Jika kau bertanya padaku pada usia 16 tahun apakah aku ingin menjadi seorang Muslim, aku akan berkata,” Tidak, terima kasih. Agamaku adalah minum-minum, berpesta dan aku nyaman dengan teman-temanku,” ujar Catherine Heseltine, sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Tumbuh di London Utara, Catherine tidak pernah mempraktikkan agama apapun di rumahnya. Besar dalam lingkungan kelas menengah terpelajar, agama bagi keluarga ini dianggap “sedikit kuno dan tidak relevan”. 

Related Posts:

Semarakkan Hidupmu dengan Sedekah, Agar Hartamu Berkah

SEBUT saja Ami, dia mempunyai pengalaman luar biasa mengenai sedekah. Ami telah lama mengidap penyakit kulit yang tidak jelas, dalam suatu waktu penyakit bisa kambuh, gatal-gatal di seluruh badan. Banyak dokter telah dia kunjungi, obat-obatan telah dia beli, namun seakan tidak mempan, sakit itu tidak kunjung sembuh. Ami enggan lagi ke dokter, dalam keadaan hampir frustasi tersebut Ami berkeinginan menyedekahkan uang yang seharusnya untuk berobat, anak yatim dia pilih untuk menerima sedekahnya.

Related Posts: