Muhasabah Diri


Muhasabah Diri
Ayo kita bermuhasabah untuk diri kita sendiri ataupun bisa juga berjamaah baik itu dilakukan sendiri dengan keluarga, ataupun dengan sahabat.

"Ayo kita mulai saja...! "Sekarang buat dulu posisi duduk Anda yang rileks, kemudian letakkan tangan Anda di dada Anda, “Tarik nafas Anda dalam-dalam, kemudian hembuskan nafas Anda ( ulangi sampai 3x).…..

Rasakan detak jantung yang berdetak di dada Anda, rasakanlah dengan sepenuh hati Anda, rasakanlah di setiap detakannya ada ungkapan rasa syukur yang sering terlupa..… Rasakanlah ternyata jantung Anda berdetak sejak ditiupkan ruh pada bulan ke empat Anda hadir di rahim ibu Anda yang tercinta….

Sekarang rasakanlah, jantung yang berdetak itu membuat darah Anda mengalir ke seluruh tubuh Anda....., rasakanlah darah Anda mengalir ke kepala Anda...., ia membawa oksigen murni, memberikan nutrisi kepada otak Anda, sehingga Anda menjadi cerdas.

Rasakanlah darah Anda yang mengalir di tangan Anda, rasakanlah darah Anda yang mengalir di kaki Anda, kemudian mengalir di jari-jari kaki Anda. Rasakanlah bahwa tubuh Anda mulai menghangat dengan rasa takjub, bahwa darah Anda mengalir dengan tertib disetiap sela tubuh Anda, Rasakanlah kebesaran Allah. Allahu Akbar....!!!

Sekarang bayangkan dalam imajinasi Anda, masa-masa bahagia Anda, yang pernah Anda rasakan bersama orang-orang yang Anda cintai, bayangkan masa-masa bahagia yang pernah Anda rasakan bersama mereka, orang-orang yang ingin Anda bahagiakan sebab Anda begitu menyayangi mereka.

Hadirkan saat-saat indah ketika Anda kecil dulu bercengkrama akrab dengan ibu dan ayah Anda. Hadirkanlah masa-masa bahagia Anda ketika Anda bertamasya ke tempat impian Anda bersama mereka.

Hadirkanlah dalam pikiran Anda, masa-masa bahagia ketika Anda bermain kartu atau bermain kelereng bersama adik, kakak, dan rekan-rekan kecil Anda, yang kini entah dimana mereka berada.

Hadirkanlah masa-masa yang tak terlupakan ketika Anda bersilaturahmi, berpetualang ke rumah kakek dan nenek Anda, kerumah saudara-saudara ayah dan ibu Anda yang tidak seberuntung Anda.

Bayangkan masa-masa bahagia ketika Anda bersyukur karena bertemu dengan seorang sahabat yang begitu peduli kepada Anda, dimana dunia tak lagi terasa gersang karena wasilahnya. Bersyukurlah Anda kepada Allah.

Allah memberikan kepada Anda setiap saat hal-hal yang baru, yaitu waktu. Sedetik yang lalu, semenit...., sejam...., sehari...., setahun yang lalu adalah masa lalu yang mustahil bisa kembali. Itulah sejauh tempat yang tidak mungkin akan datang kembali.

Kekurangan, kesempitan, keterbatasan Anda adalah ujian dari yang Maha menjalankan Anda didunia ini, Yang Maha tahu tidaklah menguji Anda pada hal-hal yang Anda tidak kuasa untuk menanggungnya.

Sekarang, hadirkanlah kembali mereka satu persatu dalam pikiran Anda, Tataplah wajah mereka, tataplah mata mereka, tataplah senyuman mereka, tataplah harapan-harapan mereka. Sekarang mari kita untuk lebih fokus lagi.

Hadirkanlah dalam pikiran Anda, seorang wanita yang luar biasa, seorang wanita bermahkota ibu, hadirkanlah ibu Anda yang luar biasa, seorang ibu yang mengandung Anda sembilan bulan lamanya, dalam kondisi letih tanpa mengeluh ditelan oleh rasa bahagianya, sebab Anda akan lahir.

Seorang ibu yang bertaruh nyawa ketika melahirkan Anda, dimana sebelah kakinya sudah di akhirat, demi untuk memperjuangkan kelahiran Anda.

Hadirkanlah seorang ibu yang terus menerus membimbing Anda, memberikan Anda ASI, yang tidak rela melihat Anda kehausan, dan ibu Andapun segera menghentikan segala aktivitasnya karena anaknya yang tercinta menangis ingin disusui.

Hadirkanlah dihadapan Anda seorang ibu yang penuh kasih tersebut....tataplah matanya dalam -dalam....tataplah kerutan diwajahnya....tataplah rambutnya yang sudah mulai memutih... tidakkah Anda melihat dirinya sudah mulai renta ditelan usia....

Itulah ibu Anda....ibu yang mengajari Anda berjalan....ibu yang mengajari Anda membaca....ibu yang mengajari Anda mengaji....ibu yang dulu memakaikan pakaian Anda dari baju yang dibelinya dipasar, dimana ia rela berdesak-desakkan agar Anda tidak kedinginan dan berpakaian yang indah...seorang ibu yang luar biasa.

Seorang ibu yang selalu menunggu kapan Anda pulang ke rumah, dengan wajah ceria...ibu yang menunggu Anda dengan sabar dikala Anda sakit, ibu yang selalu memotivasi Anda dikala Anda menghadapi ujian berat dalam hidup...seorang ibu yang tetap menyayangi Anda...walaupun Anda sering berfikiran negatif tentang ibu Anda sendiri.... Astaghfirullahal azim....

Perhatikanlah sekarang ibu Anda bergerak pelan-pelan mendekati Anda sambil tersenyum penuh kasih sayang, rasakanlah ibu Anda memegang pundak Anda, dan Andapun tak tahan ingin memeluknya, rasakanlah hangatnya pelukan ibu Anda...rasakanlah pundak Anda yang basah oleh air mata ibu Anda.

Dengarkanlah....ibu Anda berbisik dengan lirih....”Anakku...! ibu sangat menyayangimu nak....terus terang engkau adalah anak harapanku...jadilah anak terbaik nak....jadilah anak yang soleh...anak yang solehah...

Sekarang hadirkanlah seorang ayah, yang bercucuran keringat mencari nafkah buat Anda dan keluarga, seorang ayah yang sangat bahagia ketika mengetahui kalahiran Anda yang selamat, seorang ayah yang selalu membangga-banggakan Anda kepada rekan-rekannya.

Hadirkanlah seorang ayah yang pergi pagi, pulang petang bahkan sampai malam. Bahkan sampai menginap untuk bekerja dengan tetap penuh semangat, untuk Anda dan keluarga Anda. Hadirkanlah mereka dengan hati Anda yang terdalam saudaraku....tak perlu Anda khawatirkan tetesan air mata Anda....

Tataplah wajah ayah Anda...tataplah senyumannya yang penuh wibawa...tatap pula rambutnya yang sudah mulai memutih penuh uban....tatap pula jalannya yang sudah mulai gontai...dimakan usia...

Tatap pula ayah Anda yang kini mulai sering sakit-sakitan... hadirkanlah beliau...dan bayangkanlah ayah Anda mendekati Anda perlahan dan memegang pundak Anda seraya berkata : Anakku....sungguh ayah bangga kepadamu....

Teruslah berjuang nak...!!! memang hidup ini tidak mudah...tapi insya’allah selama engkau terus berjuang menghadapi masalah....yakinlah justru karena masalah itulah yang membuat engkau mendapatkan peluang untuk berprestasi.... majulah nak....berjuanglah....jangan cepat engkau menyerah....

Sekarang hadirkanlah ketika Anda bercengkrama bersama sahabat Anda, dan rekan-rekan seperjuangan Anda lainnya. Hadirkanlah ketika Anda berkumpul dengan mereka, hati Anda menjadi lebih tenang karena Andapun merasa dekat dengan Tuhan. Hadirkanlah rasa syukur, karena Anda telah memiliki rekan-rekan yang luar biasa.

Bayangkanlah ketika tiba-tiba Anda mendapatkan sms dari ayah Anda...”nak pulanglah ada berita duka untukmu nak, segera pulang nak...ayah tunggu...!!!

Selama perjalanan pulang hati Andapun gelisah, apakah gerangan yang terjadi. Sesampai didepan rumah Anda, Anda melihat banyak orang berkumpul mengerumuni rumah Anda...Andapun bertanya-tanya ada apa gerangan....

Mereka semua menatap wajah Anda dengan syahdu, mereka satu persatu mulai menyalami Anda...sabar...ya...nak...kata mereka....Andapun gelisah coba memasuki rumah lebih dalam lagi....ternyata Anda melihat satu sosok tubuh terbujur kaku di tengah rumah Anda....

Itulah saat terakhir Anda menatap wajah ibu Anda. Itulah saat terakhir Anda bersungkur dihadapan ibu Anda. Itulah saat terakhir Anda bisa luruh, dipangkuan ibu Anda. Sebuah kematian yang pasti terjadi.

"Saudaraku..., sesungguhnya bukan kematian ibu Anda yang menjadi tragedi, tetapi sudahkah Anda sempat membahagiakan ibu Anda sebelum ia kembali menghadap Tuhan...?

"Saudaraku...bangkitlah mulai saat ini, bahagiakanlah kedua orang tua Anda dengan usaha Anda yang terbaik. Yakinlah ketika Anda bertekad jadi oarang baik, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah berbakti dengan tulus kepada kedua orang tua Anda.

"Bangkitlah saudaraku...Orang tua Anda tdk meminta banyak kepada Anda, mereka hanya ingin menjadi anak yang sukses di dunia dan akhirat. Mereka hanya ingin Anda menjadi anak yang soleh dan solehah, sehingga doa yang keluar dari mulut anak yang soleh akan lebih cepat dikabulkan oleh Allah Swt.

"Bangkitlah saudaraku...., mulai saat ini tidak ada lagi malas, yang ada hanyalah kerja keras, gunakan waktumu sebaik mungkin. Mulai saat ini tidak ada lagi kata malas, yang ada hanyalah antusias.

Mulai saat ini tidak ada lagi bekerja karena ingin dipuji orang, dan rasa sombong di hati, yang ada adalah perjuangan mandiri dan penuh sinergi. Bangkitlah wahai saudaraku.....bangkitlah....!

Related Posts: