Metode Dan Materi Dakwah KH Zainuddin MZ

K.H. Zainuddin M.Z. adalah da’i yang padanya terkumpul kehebatan tiga orator besar Indonesia. Ia bisa menjadi singa seperti Soekarno, mampu mewarisi kehalusan bahasa seperti Buya Hamka dan sanggup bermain logika seperti Idham Kholid.

Dalam berdakwah KH Zainuddin MZ lebih banyak menggunakan pendekatan humanistis (kemanusiaan) artinya dalam berdakwah ia lebih banyak menyentuh, bukan menyinggung, mengajak bukan mengejek, merangkul bukan memukul, ibarat mencubit tetapi tidak terasa sakit. Pendekatan ini sebenarnya aplikasi dari metode yang diterapkan oleh Rasulullah SAW dalam berdakwah.

Selain menggunakan metode humanistis tersebut, K.H. Zainuddin M.Z. dalam berdakwah menggunakan  bahasa yang mudah dimengerti, karena itu titik sentralnya dalam berdakwah adalah pesan dakwah harus mengena, sampai pada sasaran. 

Hal ini terbukti dengan merasa hausnya umat atas siraman rohani yang ia sampaikan.

      Materi Dakwah K.H. Zainuddin M.Z.

Materi dakwah K.H. Zainuddin M.Z. ada pada tiga masalah pokok dan mendasar bagi umat Islam yaitu keimanan, ukhuwah Islam dan pada prestasi ibadah. Keberhasilan K.H. Zainuddin M.Z. dalam berdakwah, karena ia mampu mengaktualisasikan dan menterjemahkan konsep-konsep Al Qur’an dalam kehidupan sehari-hari ( tekstual dan kontekstual ). 

Disamping itu ia menjadikan agama dalam dakwahnya sebagai solution(memberi jawaban) terhadap problem yang dihadapi umat.

Beberapa sebab yang dapat menjadikan dakwah KH Zainuddin MZ dapat dengan mudah diterima oleh umat antara lain:

Ø    Materi dakwahnya up to date, mampu memberi jawaban terhadap masalah yang dihadapi umat. Untuk merangsang rasa ingin tahunya untuk selalu mengikuti dan pada akhirnya umat tersentuh dengan nilai-nilai Islam yang ia sampaikan. Jika umat tersentuh (bukan tersinggung) maka pasti akan mendekat.

Ø    Materi khutbahnya sesuai dengan daya tangkap atau kemampuan umat sebagai penerima dakwah. Barangkali ia berpegang pada sabda rasulullah SAW: “Berbicaralah kepada manusia sesuai dengan daya tangkap mereka”. Dalam menyampaikan materi dakwah, KH Zainuddin MZ mampu memilah dan memilih materi sesuai dengan penerima dakwah, karenanya setelah umat menerima dakwah tidak sedikit yang tadinya mereka jauh dari agama Islam menjadi dekat, bahkan siap berjuang, berkorban untuk Islam.

Ø    Materi dakwahnya disampaikan dengan hati yang ikhlas, KH Zainuddin MZ mempunyai prinsip bahwa sesuatu yang keluar dari hati, insya’Allah akan sampai ke hati, dakwah yang disampaikan dengan hati yang tulus dan ikhlas akan mudah diterima oleh umat.

Disamping beberapa sebab diatas, kelebihan yang menyebabkan keberhasilan dakwah KH Zainuddin MZ antara lain: mampunya ia menerapkan teori dalam praktek dakwah. Ia mengatakan bahwa seorang da’i harus bermata setajam Rajawali, berhati sepeka radar, berkaki sekuat bionik dan bertangan sehalus seniman. Semua yang dikatakan tersebut, ia miliki dan ia terapkan sebagai seorang da’i.

Ø    K.H. Zainuddin M.Z. bermata setajam Rajawali artinya ia sanggup dan mampu mengamati gejala-gejala yang terjadi di masyarakat, lalu atas dasar pengamatan itu ia menyusun konsep apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Ø     K.H. Zainuddin M.Z. berhati sepeka radar, artinya ia mempunyai sandaran vertikal yang  kuat, maka hati akan hidup dan hati yang hidup akan mampu mendeteksi persoalan, sehingga secara naluriah ia akan dapat memilah dan memilih materi yang bermanfaat bagi agama dan umat.

Ø    KH Zainuddin MZ berkaki sekuat bionik, artinya ia sanggup mengendalikan diri tidak hanyut oleh gambaran-gambaran yang enak dan gemerlapan. Ia sanggup menghadapi berbagai tantangan.

Ø    KH Zainuddin MZ bertangan sehalus seniman, artinya ia sanggup mengadakan pendekatan dengan berbagai pihak atau kalangan, sanggup mengadakan pendekatan yang sifatnya manusiawi, ibarat mencubit tapi tidak terasa sakit.


Update:

    KH Zainuddin MZ bin Tarmuzi meninggal di usia 59 tahun pada Selasa (5/7) bertepatan dengan 5 Sya'ban 1432 H. Keluarga Besar almarhum KH Zainuddin MZ menyampaikan permintaan maaf atas segala kesalahan almarhum. Putra kedua almarhum, Luthfi Manfaluti, juga menceritakan kronologis wafatnya KH Zainuddin MZ.
Awalnya, cerita Luthfi, bapaknya itu tidak mengeluhkan sakit apapun. KH Zainuddin MZ hanya merasakan sakit kepala ringan. Tapi secara tiba-tiba, usai menunaikan shalat shubuh pada Selasa (5/7), almarhum jatuh pingsan.

Mengetahui kondisi tersebut, pihak keluarga langsung membawanya ke RSPP. ''Tepat pukul 9.20, ayah menghembuskan nafas terakhir akibat serangan jantung,'' kata Luthfi. Pola makan dan padatnya jadwal kegiatan diduga menjadi faktor penyebab kematiannya.

Artikel Terkait :

Ceramah Mp 3 :


Related Posts:

0 Response to "Metode Dan Materi Dakwah KH Zainuddin MZ"