Kalimantan Timur serius ingin segera mempunyai maspakai penerbangan. Kaltim Airlines, nama maskapai itu, ditarget mengudara perdana pada 17 Agustus. Sebagai langkah awal, Selasa (17/5/2011), akta pendirian PT Kaltim Aviation, holding company yang mewadahi Kaltim Airlines, ditandatangani.
Pembicaraan maupun negosiasi-negosiasi segera digencarkan dan dipastikan tidak menemui masalah. Sebab, sejumlah perusahaan badan usaha milik negara (BUMN), perusahaan swasta, maupun pengusaha lokal telah menyatakan siap mendukung. Demikian juga pemerintah kabupaten se-Kaltim.
"Untuk sharing kepemilikan saham, belum diputuskan karena baru dilakukan pembicaraan. Penentuan rute perdana, pesawat yang digunakan, tenaga kerja, dan penawaran-penawaran dari mereka yang berminat gabung ke Kaltim Airlines juga belum ditentukan, namun secepatnya kami bahas," ujar Sabri Ramdhani, Komisaris Utama PT Kaltim Aviation, Selasa.
Sabri mengungkapkan, Kaltim Airlines akan menjadi terobosan baru untuk mengurai kendala transportasi antarwilayah di Kaltim. Mendirikan maskapai, dalam banyak hal, juga diyakini lebih hemat dan efektif dari sisi biaya daripada mengalokasikan dana untuk membangun jalan raya.
Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak berani mematok 17 Agustus mendatang sudah dilakukan penerbangan perdana Kaltim Airlines. Menyinggung mengenai target tersebut, Sabri mengakui memang waktu yang pendek. Namun, dia tetap optimistis dan menganggapnya tantangan.
Optimistime Sabri ada alasannya. Sebab, sebelum akta pendirian Kaltim Aviation ditandatangani, sejumlah BUMN sudah menyatakan dukungannya. Salah satunya adalah PT Dirgantara Indonesia yang siap membantu dalam mengupayakan pesawat berbaling-baling.
Ada juga yang telah menyatakan dukungan untuk mengelola aset dan izin operasional penerbangan. "China Development Bank juga telah menawarkan leasing pesawat dan sudah menyatakan siap datang ke Kaltim. Perusahaan dan pengusaha juga menunggu diajak bekerja sama karena mereka punya kepentingan bisnis yang jelas terbantu," kata Sabri.
Sabri belum bisa memaparkan rute-rute mana yang paling mungkin diambil untuk penerbangan perdana. Tentang hal itu, pihaknya akan berembuk dengan pemkab-pemkab. Sebab, setidaknya, pesawat komersial berbaling-baling (berpenumpang 40-an orang) membutuhkan landasan pacu minimal 1.400 meter.
"Saya yakin, kepastian Kaltim Airlines juga memacu pemkab memerhatikan bandara masing-masing, termasuk menyentuh perbaikan dan perpanjangan landasan pacu di bandara-bandara perbatasan. Kaltim Airlines siap bersaing dengan maskapai yang selama ini ada," ucapnya.
0 Response to "17 Agustus, Kaltim Airlines Mengudara"
Post a Comment