Manusia (al-insan) merupakan mahluk Allah yang paling sempurna, dan paling banyak menerima karunia-Nya, dibanding dengan yang lainnya. Namun, seringkali manusia lupa mensyukuri semua karunia itu. Padahal, karunia Ilahi yang datang silih berganti tanpa pernah kita syukuri hanya akan menambah kemurkaan Allah semata.
Banyak nikmat Allah telah kita sia-siakan. Dari yang terkecil hingga besar. Bayangkan, seandainya udara yang kita hirup dihargai dengan uang. Berapa banyak uang yang kita keluarkan hanya untuk membeli udara.
Belum lagi air yang setiap hari kita pakai. Alangkah Maha Pemurahnya Allah.
Berjalan dengan kedua kaki, melihat dengan kedua mata, dan bernafas merupakan nikmat yang tidak bisa tidak kita syukuri. Allah menciptakan manusia dan menyempurnakan penglihatan, pendengaran, dan mata hati, untuk dapat menjaga kualitas syukur kita atas semua pemberian-Nya (As-Sajdah[32]: 09)
Coba kita renungkan tentang susunan anatomi tubuh yang kompleks, rumitnya saluran darah, jaringan saraf, serta gumpalan otak dan hati, yang terakhir membuat derajat manusia lebih tinggi di antara mahluk Allah yang lain. Andai saja ada kerusakan sedikit di bagian otak kita, jaringan saraf terputus, dan aliran darah terhenti sesaat saja. Apa yang terjadi dalam tubuh kita?
Diceritakan pada suatu malam seorang ulama bernama al-Fudhail bin 'Iyadh membaca al-Qur'an surat Al-Balad ayat 8 sampai 9, yang berbunyi; “Apakah dia menyangka bahwa tiada seorangpun yang melihatnya?. Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata, lidah dan dua buah bibir.” [Al Balad: 8-9].
Lalu ia menangis. Maka orang-orang yang melihatnya menanyakan apa yang membuatnya menangis? Ia menjelaskan, "Tidakkah engkau memasuki malam harimu dalam keadaan bersyukur kepada Allah swt yang telah memberikan dua mata kepadamu dan dengan dua mata ini engkau dapat melihat? Tidakkah engkau memasuki malam harimu dalam keadaan bersyukur kepada Allah swt yang telah menjadikan untukmu satu lidah yang dengannya engkau dapat berbicara?" Fudhail terus menerus menyebutkan organ-organ itu.
Jika kita mau jujur, semua nikmat telah kita rasakan sejak kita diciptakan dari setetes air mani, lalu menjadi darah, kemudian menjadi segumpal daging, setelah itu ditiupkan ruh, dan diciptakan dalam sebaik-baik bentuk.
Hal ini langsung diakui oleh Allah dalam Surat At Tiin: 4. "Sungguh kami telah menciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk." (At Tiin: 4)
Melihat ayat ini, betapa manusia adalah mahluk yang sering berbuat kekufuran. Sifat tidak pernah puas selalu menghantui dan terus saja mengikuti kita kemanapun ia pergi.
0 Response to "Banyak Bersyukur, Tanda Nikmatnya Keimanan"
Post a Comment