Pada ulang tahun Kompas yang ke-45, digelarlah sebuah pertunjukan drama musical berjudul “Diana.” Drama ini mengisahkan tentang sebuah kelompok musik The Band yang terdiri dari Yoko (vokal), Ian (gitar), Ebon (bas), dan Jojo (drum) berencana mengadakan tur ke sebuah daerah konflik, Tilore. Kepergian mereka ke daerah yang sedang dilanda konflik politik dengan aspirasi untuk memerdekakan diri itu diikuti wartawati infotainment bernama Mariska.
Sempat terbangun hubungan khusus antara pemimpin The Band, Yoko, dan Mariska, sebelum hubungan itu menemukan kompleksitas baru karena di daerah konflik tadi Yoko malah "main mata" dengan wanita yang lain lagi bernama Diana. Dalam hubungan dengan Diana ini Yoko harus menentukan pilihan-pilihan penting karena Diana ternyata putri tunggal Da Silva, tokoh pejuang dari Tilore yang baru saja kembali dari pengasingan.
Tak ada yang istimewa pada tema yang diangkat oleh drama musical ini. Sesuatu yang sangat biasa bahkan cenderung klise ketika ‘perselingkuhan’ diangkat sebagai tema yang menjual. Yang patut menjadi sorotan pada bahasan kali ini adalah pemilihan tokoh utama wanita yang diperankan oleh Sheila Marcia.
Semua orang tahu bagaimana kehidupan pribadi Sheila yang kelam. Dialah artis naif, karena sebagai wanita yang dinobatkan sebagai Duta Antinarkoba, ia malah terlibat kasus narkoba hingga hamil di luar nikah. Bukannya menyesal, Sheila bahkan merasa bangga dengan statusnya yang menjadi single parent akibat perzinaan. Anehnya, banyak kalangan yang juga menjadikan posisi Sheila sebagai panutan sosok perempuan yang tegar karena melahirkan anak dengan ayah yang tak jelas. Na’udzubillah.
Pemilihan tokoh utama ini menyisakan tanda tanya bagi kita yang kritis menyikapi fenomena yang terjadi. Ada apakah di balik pemilihan Sheila Marcia yang track record-nya jelas-jelas sangat tidak bisa dipertanggungjawabkan ini. Apalagi drama ini ditangani oleh sutradara yang terkenal karena kualitas film yang ditanganinya, Garin Nugroho. Hmm…sebuah perpaduan yang sebetulnya sangat kontras. Apalagi kualitas peran Marcia yang juga bisa dibilang pas-pasan ketika ia berperan dalam sinetron-sinetron sebelumnya.
… Sheila Marcia, sebuah nama di kalangan selebritis karbitan yang menyimpan banyak masalah, mulai dari narkoba hingga seks bebas (zina). Anehnya, banyak kalangan menjadikannya sebagai sosok panutan karena melahirkan bayi tanpa ayah yang jelas…
Sheila Marcia, symbol kebebasan seks
Sheila Marcia, sebuah nama di kalangan selebritis karbitan yang menyimpan banyak masalah, mulai dari narkoba hingga seks bebas (zina). Masalah narkoba yang menimpa dirinya memang sempat diproses secara hukum dan membuat dirinya ditahan selama beberapa bulan. Setelah bebas sesaat, Sheila kembali berulah dan ditangkap lagi. Track record-nya sudah sedemikian kelam dalam kasus narkoba dan tak ada indikasi untuk sadar dan bertaubat.
Masalah narkoba belum selesai, berita tentang kehamilan dirinya di luar nikah pun merebak. Tak jelas siapa ayah dari janin yang dikandungnya. Saat itu ia berpacaran dengan si A, tapi si A tersebut tak merasa menghamili. Nah, loh. Udah berpacarannya haram, diperparah lagi dengan tak adanya kejelasan partner berzina si Sheila ini. Berbagai spekulasi merebak saat itu, menduga-duga siapa oknum yang menanam benih ‘tak sah’ pada rahim artis asal Bali ini. Okelah, ini tak penting dibahas karena siapa pun laki-laki itu, tak beda bejatnya dengan pasangan zinanya ini.
Yang menjadi fokus keprihatinan adalah perhatian publik yang menempatkan Sheila Marcia ini ibarat seorang pahlawan hanya karena ia tidak menggugurkan kandungannya. Bahkan sebuah rumah sakit di Jakarta menjadikannya ikon anti aborsi. Namanya pun disanjung-sanjung sebagai sosok belia yang bertanggung-jawab terhadap perbuatannya. Hamil dan melahirkan tanpa kejelasan siapa ‘pejantannya’ menjadi hal yang dianggap mulia jadinya.
Di sisi yang lain, menikah secara sah menjadi hal yang dianggap sebagai tindak kriminal ketika perempuan memuliakan dirinya dengan menjadi istri kedua, ketiga dan keempat.
Dari kedua contoh di atas, kita bisa melihat bahwa ada ‘something wrong’ pada masyarakat ini. Sesuatu yang jelas-jelas halal malah dikriminalkan sedangkan hal yang sudah pasti haram malah ditokohkan. Inilah gambaran masyarakat sakit yang saat ini memang sedang mewabah. Kecantikan Sheila Marcia seolah membuat masyarakat lupa terhadap perilakunya yang negatif.
…ada ‘something wrong’ pada masyarakat ini. Sesuatu yang jelas-jelas halal malah dikriminalkan sedangkan hal yang sudah pasti haram malah ditokohkan. Inilah gambaran masyarakat sakit…
Terpilihnya gadis ini menjadi tokoh sentral dalam drama klasikal Diana membuat kita bisa bercermin seperti apa ‘wajah’ panitia yang memilihnya. Keistimewaan yang diberikan menghadirkan kesan bahwa perilakunya yang bebas terhadap seks di luar nikah sangat bisa diterima. Tak ada sanksi moral sedikit pun dari masyarakat ketika sanksi hukum tak bisa diterapkan.
Seperti kita tahu bahwa hukum Indonesia dibangun di atas dasar hukum kolonial Belanda. Tak ada pasal yang bisa menjerat perilaku seks bebas atau perzinaan apabila dilakukan suka sama suka. Sebaliknya, selalu ada pasal untuk menjegal pelaku nikah sah dengan dalih perlindungan anak dan perempuan. Inilah gambaran tulalitnya sebuah bangsa yang bingung menentukan jati dirinya. Dikatakan Negara agama, bukan. Negara sekuler juga bukan. Jadinya adalah Negara bukan-bukan dengan hukum yang lebih bukan-bukan lagi.
Sobat muda, sebagai seorang muslim bagaimana sikap kita dalam menyikapi semakin merebaknya wabah seks bebas di tengah masyarakat? Tentunya tolok ukur syariat sebagai timbangan yang baik dan benar harus kita pakai dalam segala situasi termasuk dalam konteks kali ini.
Islam punya jawaban
Berzina adalah salah satu dosa besar yang tidak akan diampuni kecuali pelakunya taubatan nasuha, yaitu taubat yang sebenar-benarnya dan tidak akan mengulangi lagi. Taubat ini bukan sekadar taubat tomat yaitu di permukaan saja terlihat taubat tapi di belakang kumat lagi. Hukuman bagi pezina jelas yaitu cambuk bagi yang belum pernah menikah dan rajam bagi yang sudah pernah menikah.
Hal ini akan menimbulkan efek jera pada masyarakat sehingga semua akan berpikir ribuan kali bila ingin berzina. Tidak seperti kondisi saat ini yang hukum begitu lemah sehingga perzinaan makin merajalela. Padahal ketika perzinaan merajalela maka tunggu saja kehancuran sebuah negeri yang tinggal menunggu murka Allah datang.
…banyak orang seakan tak lagi peduli dengan betapa besarnya dosa seorang pezina, ketika pelakunya adalah sosok artis berwajah cantik dan penampilan ciamik, seolah-olah semua salah dan dosa jadi termaklumkan…
Anehnya, banyak orang seakan tak lagi peduli dengan betapa besarnya dosa seorang pezina. Apalagi ketika sosoknya dibungkus wajah cantik dan penampilan ciamik, seolah-olah semua salah dan dosa jadi termaklumkan. Yang ada hanya puja dan puji akan penampilan acting yang dianggap luar biasa. Padahal dalam moment ini, pemahaman kita sedang dicuci otak dengan menampilkan sesuatu yang busuk (pezina) dalam balutan jubah kemuliaan semu.
Jangan mudah terpesona. Jangan mudah teralihkan dan jangan mudah lupa. Manusia memang tak luput dari salah dan dosa, itu benar. Ketika salah dan dosa itu disertai penyesalan dan pertaubatan, maka itu adalah hal yang indah dan wajar. Namun bila yang terjadi malah sebaliknya, bangga sekali dengan dosa yang dilakukannya, apakah pantas sosok seperti ini dijadikan icon symbol pemuda? Kamu-kamu yang merasa muda pasti ogah banget diwakili oleh sosok seperti ini.
Oleh karena itu wahai pemuda muslim, bangkitlah kalian untuk gerakan penyadaran. Umat menunggu sebuah perubahan dari yang muda untuk sebuah kemuliaan. Bukan kenistaan karena perzinaan, bukan pula karena narkoba. Yang dibutuhkan adalah sosok berkualitas demi memimpin umat untuk keluar dari kemelut masalah karna ditinggalkannya syariah. Ya…inilah sebetulnya biang masalah. Ketika hokum Allah tak lagi diindahkan maka tunggu saja kesempitan hidup itu datang. Dan umat sudah bosan hidup dalam kehinaan tanpa naungan Khilafah.
Sistem inilah yang akan melindungi kehormatan manusia dan menghindarkannya dari yang haram semisal perzinaan. Insya Allah masyarakat akan hidup tenteram dalam naungan Khilafah yang menjalankan syariah. Bila sudah begitu, apalagi yang kita tunggu? Ayo bergerak demi sebuah perubahan hakiki. Buang pola gaul bebas, perzinaan dan narkoba ke tong sampah peradaban.
Tak ada yang patut dibanggakan dari semua keharaman itu. So, jangan bengong di tempat. Lakukan sesuatu meskipun hal kecil dan biarkan itu menjadi salah satu batu bata pembangun kebangkitan umat. Ayo bergerak! ^_^
0 Response to "Drama Sheila Marcia, Simbol Wanita Pezina yang Dipahlawankan"
Post a Comment