Ma'asyiral mu'minin rahimakumullah!
Hidup di alam dunia yang fana ini laksana sebuah kompetisi, laksana sebuah pertandingan, yang mana tujuannya adalah untuk menentukan tempat kita kelak di alam akhirat, apakah akan menjadi penghuni surga ataukah akan menjadi penghuni neraka.
Dan untuk itu, Islam telah menuntun para penganutnya atau umatnya untuk hidup di alam dunia ini penuh dengan kebahagiaan sementara di akhirat kelak masuk ke dalam surga dengan berpedoman kepada Al- Qur’anul karim dan Hadits rasulullah saw. Jadi apalah artinya kesenangan hidup di dunia ini , kalaulah nantinya akan mengakibatkan diri ini digiring masuk ke dalam api neraka.
Namun, ini semua sangatlah tergantung kepada persiapan apa yang telah kita lakukan selama hidup di dunia ini, demi untuk mencapai tempat mana yang akan kita inginkan nanti di akhirat kelak. Kalaulah yang kita inginkan, yang kita harapkan adalah surga-Nya Allah swt, sudah barang tentu kita harus berusaha dengan sekuat tenaga memperbanyak amalan-amalan kita, ibadah-ibadah kita , yang telah diperintahkan kepada kita untuk kita laksanakan dan kita jalankan sesuai dengan perintah Allah Swt melalui Qur’an dan hadist rasulullah Saw.
Dan salah satu ibadah yang paling utama dari semua ibadah yang lainnya adalah shalat, sehingga saking begitu istimewanya shalat, sampai-sampai malaikat Jibril pun tidak dipercaya oleh Allah, untuk menyampaikan perintah shalat kepada baginda Rasulullah Muhammad Saw.
Sehingga Allah Swt menyuruh langsung Rasulullah untuk datang menghadap kepada-Nya dalam bentuk Mi’raj agar langsung didengar perintah shalat tersebut oleh Rasulullah Saw.
Ma'asyiral mu'minin rahimakumullah!
Bahkan disaat Rasulullah sedang menghadapi sakaratul mautpun, hanya 3 pesan yang beliau ucapkan sebelum menghembuskan nafasnya untuk yang terakhir kalinya, dan pesan rasulullah untuk umatnya salah satu diantaranya yaitu shalat: ash shalah...3x Peliharalah Shalat, peliharalah shalat, peliharalah shalat...
Rasulullah saw bersabda : “Di akhirat nanti ada orang yang membawa shalatnya di hadapan Allah swt, kemudian shalatnya itu diterima dan dilipat-lipat seperti dilipat-lipatnya kain usang dan kotor lalu shalatnya itu dibantingkan ke wajahnya.
Sabda Rasulullah saw, : “Bagi orang yang berangan-angan dalam shalatnya, maka ia tidak akan memperoleh apapun selain dari angan angannya itu.
“Sesungguhnya kata beliau, perumpamaan shalat itu seperti orang yang mandi. Bila seseorang mandi 5 kali sehari, akan tetapi badannya belum juga bersih, boleh jadi karena air yang digunakan untuk mandi tersebut memang kotor, atau di waktu mandi ia tidak menggunakan sabun. Jadi jika ada orang yang mengerjakan shalat 5 kali sehari semalam, akan tetapi perilakunya masih saja buruk, berarti orang tersebut belumlah memahami benar akan artinya shalat.
Ma'asyiral mu'minin rahimakumullah!
Karena Pada hakekatnya shalat itu sesungguhnya adalah sebuah aktifitas yang mempunyai arti yaitu :
- Menyanjung dan memuji Allah dengan mengucap : Allahu Akbar, Maha suci Allah dan Maha Agung , Maha Tinggi Allah, Maha Pengasih dan Maha Penyayang, kemudian kita
- Membuat janji/komitmen dengan Allah : “Inna shalati.........dst Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya karena Allah semata dan tidak akan menserikatkan Allah.
- Kemudian Memohon kepada Allah : Meminta jalan yang lurus,
Memohon ampunan, dicukupkan segala kekurangannya , ditinggikan derajadnya , dimudahkan rezekinya , serta dijaga kesehatannya.
Namun Faktanya yang ada, adalah :
Ketika kita mendirikan shalat, ketika kita mengerjakan shalat, itu hanyalah merupakan sebagai suatu pemenuhan kewajiban saja , sehingga ketika kita melaksanakan shalat, justru dilakukan dengan terburu-buru dan tergesa-gesa .
Sementara mulut mengucapkan bacaan shalat, namun hati malah melanglang buana entah kemana, tahu-tahu shalat kita sudah selesai. Ini tidak ada bedanya dengan orang yang mabok, tidak mengerti apa yang sedang diucapkannya. Maka inilah yang dikatakan didalam Al-Qur’an( QS:Al ma’un a:4-5 ):
“Fawailul lil mushollinal ladzi na hum ‘an sholaati him saahuuna”...Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat (yakni) orang-orang yang lalai di dalam shalatnya.
Namun sebaliknya Allah berfirman di dalam, (QS Al Mu’minuun :1-2):
“Qod aflahal mu’minuun..”Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman”, siapakah orang yang beruntung yang dikatakan Allah itu, Al ladziina hum fii shalaati him khasi’uun “...(yaitu) orang-orang yang khusyu` di dalam shalatnya”.
Ma'asyiral mu'minin rahimakumullah!
Cobalah kita ingat-ingat, kita semua mungkin pernah mengalami : apabila kita dipanggil oleh atasan kita, betapa kita datang dengan pakaian yang rapi, bertutur kata yang lembut, dan mengerti persis apa yang akan kita ucapkan, kita jarang sekali berpikir hal-hal yang lain yang tidak perlu, apalagi bila itu menyangkut kelangsungan jabatan atau kedudukan kita.
Kita selalu berjanji ketika kita mendirikan shalat, bahwa kita tidak akan menserikatkan Allah, tidak akan menyekutukan Allah, akan tetapi kenyataannya di dalam shalat secara tidak sadar kita telah melakukan serikat bagi Allah, kita melakukan Syirik kepada Allah.
Ini bisa kita lihat, dari betapa banyaknya maksiat yang masih terjadi dinegeri ini yang mayoritas penduduknya mengaku beragama Islam berupa : perkosaan, perzinahan, pembunuhan, mabuk-mabukan, korupsi, penipuan, perampokan, suap menyuap dlsb.
Oleh karena itu, mari kita bertafakur sejenak, untuk memperkuat keyakinan ilahiyah kita, untuk mempertebal keimanan kita : “Bertafakur sejenak, kata rasul , itu lebih baik daripada beribadah selama satu tahun”.
“Andai kata, datang kepada kita malaikat Jibril yang menyampaikan kabar bahwa umur kita hanya tinggal 2 hari lagi, lalu apa yang akan kita perbuat ?” Apa yang akan kita lakukan...? tentulah sikap yang timbul adalah : dengan penuh rasa takut, rendah diri dan penuh harap, tanpa lagi menghiraukan harta kekayaan kita yang melimpah ruah, istri kita yang cantik dan anak-anak kita yang lucu, tetapi akan kita manfaatkan waktu itu sebaik-baiknya untuk segera mendirikan shalat tobat , memohon ampunan kepada Allah Swt. Bahkan selama 2 hari tersebut akan kita gunakan, akan kita manfaatkan waktu itu dengan semaksimal mungkin untuk memperbanyak amalan ibadah-ibadah yang lainnya.
Ma'asyiral mu'minin rahimakumullah!
Oleh karena itu, maka anggaplah bahwa setiap kita melaksanakan shalat, setiap kita mendirikan shalat, itu adalah shalat yang terakhir kalinya bagi kita, seolah-olah sehabis shalat ini kita akan meninggal dunia.(QS An Naml 27:003):
“Al ladziina yuqii muunash shalaata wa yu’tuunaz zakaata wahum bil aakhirati hum yuu Qinuuna. “ (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat dan mereka yakin akan adanya negeri akhirat”.
Karena tidak akan dihitung semua amalan-amalan yang lainnya, apabila shalat kita tidak diterima oleh Allah Swt.
Kita akan berkomunikasi langsung dengan Allah yang Maha Melihat, yang Maha Mendengar. (QS Asy Syu’araa’ 26:218) :
Al ladzii yaraaka hiina taquumu ”Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk shalat)”,
Oleh karena itu, dengan shalat kita punya peluang, punya kesempatan yang sangat besar untuk meraih surganya Allah Swt :
“Innal ladziina amanuu wa’amilush shaalihaati wa aqoomush shalaata wa aatawuz zakaata lahum ajruhum ‘inda rabbihim. “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya.
“Wa laa khoufun ‘alaihim wa laahum yahzanuuna”.
“Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”. (QS Al Baqarah 02:277).
Karena percuma saja, sia-sia saja kita hidup di dunia ini, apabila nantinya di akhirat kita akan dimasukan, kita akan dilemparkan kedalam api neraka.
Oleh karena itu, setelah keyakinan ini tertanam kokoh dalam qolbu, didalam hati dan pikiran kita, maka dengan sendirinya secara otomatis sikap kitapun akan berubah : Manakala kita hendak berangkat menuju masjid untuk melaksanakan shalat secara berjamaah, kitapun akan berpakaian yang terbaik, yang bersih, yang rapi dan sopan, karena kita akan bertemu dengan Allah Swt, sewaktu kita mendirikan shalat.
Kita akan mengikhlaskan diri kita , kita akan meluangkan waktu untuk ketemu dengan Allah melalui shalat.
Dan setiap kita akan memulai suatu pekerjaanpun, kita akan selalu memohon kepada Allah Swt agar terlindung dan terhindar dari godaan setan. Maka ketika mengucapkan bacaan shalatpun dengan tenang dan penuh kesabaran , sehingga tidak tergesa-gesa dan terburu-buru.
Selalu berusaha untuk mengerti apa yang diucapkan tatkala kita shalat, sehingga ketika mulut berucap, qolbu tidak dibiarkan terdominasi oleh selain Allah yaitu dengan memberikan tugas : mengartikan apa yang sedang kita ucapkan. Sehingga wajar apabila masih saja ada gangguan bagi qolbu kita yang melanglangbuana ketika kita shalat, akan tetapi dengan cepat harus segera kembali ingatan dan pikiran kita hanya tertuju kepada Allah.
Dan kita berjanji kepada Allah dalam shalat : “Inna shalati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi robbil alamiin....”sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku adalah karena Allah semata”,
Ma'asyiral mu'minin rahimakumullah!
Ini semua untuk dijadikan sebagai alat kontrol dalam setiap langkah dan memulai sebuah tindakan. Sehingga bila tindakan yang kita lakukan tersebut bukan karena Allah semata, maka semua itu tidak perlu untuk kita lakukan atau kita kerjakan.
Bila ada niat terbersit di dalam hati hendak melakukan kemaksiatan ataupun korupsi, maka segera tanya qolbu ini, tanya hati ini, apakah perbuatan yang kita hadirkan atau yang kita lakukan itu karena Allah...? “Apabila tidak, maka tentu kita harus segera meninggalkan niat perbuatan tersebut.
Maka shalat yang dilakukan berdasarkan keyakinan itulah, yang akan merasakan betapa shalat itu terasa nikmat, sehingga sehabis melaksanakan shalatpun, qolbu kita, hati kita akan menjadi tentram dan damai adanya.
Sehingga keyakinan ilahiyah ini jugalah , yang antara lain akan membuahkan shalat yang selaras antara mulut yang mengucapkan dengan qolbu yang menghayati maknanya, dan otak yang mengingat kebesaran Allah dengan penuh ke khusyuan.
Maka shalat yang seperti inilah yang dikatakan didalam Al-Qur’an:
“Inna shalata tanha anil fahsha’i wal munkar” , “sesungguhnya shalat itu dapat mencegah dari perbuatan Keji dan Mungkar “.
Barokallahu li walakuum....
0 Response to "Khusukah Shalat Anda...?"
Post a Comment